Penerapan open source mungkin lebih cocok untuk mengembangkan teknologi informasi di Indonesia di era partsisipasi dewasa ini. Sebab, model bisnis open sorce memberi kesempatan kepada lebih banyak pihak untuk mengambil peran dan berpeluang menciptakan pangsa pasar lebih besar untuk meningkatkan ekonomi bangsa.
Hal tersebut ditegaskan Wibisono Gumulya, Presiden Direktur PT Sun Microsystems Indonesia (SMI) dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (12/7). Ia didampingi anggota direksi lainnya Balaji Venkatesh sebagai Finance Director dan Jimmy Tan sebagai Chief Operating Officer juga menekankan komitmen Sun mendukung penerapan open source untuk mengembangkan teknologi informasi di Indonesia.
"Perkembangan teknologi informasi ke depan akan bergerak dari era informasi menjadi era partisipasi di mana semua orang harus mengambil peran untuk kemajuan bersama," ujar Wibisono Gumulya, Presiden Direktur SMI yang baru menggantikan Bhra Eka Gunapriya Dalam kesempatan itu, ia didampingi
Namun partisipasi hanya akan berhasil jika banyak pihak yang terlibat dan didukung perangkat komunikasi yang dapat menghubungkan satu sama lain. Karena itu, menurut Wibisono, keberhasilan di era partisipasi ini akan segera tercapai jika digunakan teknologi dengan standar yang terbuka dan multiplatform.
Ia mengatakan, Sun sejak awal berkomitmen bahwa untuk mengambil peran di era partisipasi dengan cara menerapkan standar tersebut di semua produknya. Bahkan, beberapa produk teknologi yang dikembangkan Sun telah disumbangkan untuk komunitas open source seperti sistem operasi Opensolaris dan Java.
"Saya kira open source merupakan model yang paling tepat untuk memajukan perekonomian bangsa melalui teknologi informasi," ujar Wibisono. Ia berpendapat, model bisnis open source menyediakan kesempatan kepada lebih banyak pihak untuk berpartisipasi sehingga menciptakan pangsa pasar dan bisnis yang lebih besar.
Misalnya, sejak diluncurkan tahun 2004, Opensolaris sudah di-download 7 juta orang. Artinya sistem operasi yang telah tebukti handal digunakan untuk mengelola data perusahaan-perusahaan besar itu kini dapat diguankan lebih banyak pihak. Di samping itu, kemudian telah banyak muncul pelaku-pelaku binsis jasa yang menyediakan support dan service kepada perusahaan-perusahaan yang memilih menggunakan Opensolaris.
Open source membebaskan lisensi suatu produk untuk digunakan siapapun, namun juga memberi kesempatan kepada siapapun khususnya para pengembang software lokal untuk memberikan support dan services terhadap pemanfaatannya. Model bisnis ini berbeda dengan propietary yang menutup akses terhadap hak cipta teknologi kecuali melalui kemitraan khusus.
"Open source sifatnya bebas sehingga tidak ada ketergantungan terhadap satu vendor, tapi diakui pengguna sedikit lebih cape," ujar Harry Kaligis, Business Development and Marketing General Manager SMI. Sedangkan pemain bisnis propietary umumnya memberikan support dan service yang besar sehingga pengguna aplikasi buatannya tinggal memikirkan bagaimana memakainya saja.
Selain merangkul banyak komunitas untuk mentransfer teknologinya, Sun juga fokus untuk mengembangkan teknologi yang mendukung network computing sebagai pondasi era partisipasi. Teknologi yang dipakai untuk membuat chip, software, dan hardware didesain agar dapat memproses komunikasi melalui jaringan. Sementara itu, fokus bisnis diarahkan di bidang server, storage, software, dan service.
sumber: Wah-kcm