HOT NEWS

Manusia Bakal Nikahi Robot?

Senin, 22 Oktober 2007


Jaman tampaknya semakin edan, segala sesuatu yang dulu mustahil kini menjadi serba mungkin berkat kemajuan teknologi. Salah satunya adalah diciptakannya robot yang begitu identik dengan manusia, termasuk karakternya.

Seorang peneliti kecerdasan buatan (artificial intelligent) dari Universitas Maastricht Belanda, David Levy, meramalkan di tahun 2005 negara bagian Massachusett akan menjadi negara pertama yang melegalisasi pernikahan manusia dengan robot.

Dalam tesisnya yang berjudul 'Intimate Relationships with Artificial Partners', Levi mengatakan bahwa robot akan menjadi sangat identik dengan manusia baik dalam tampilan fisik, fungsi dan kepribadian yang memungkinkan orang untuk jatuh hati pada robot, berhubungan seksual, dan yang paling mencengangkan menikahi robot.

Ia berkilah, meskipun hal ini memang terdengar agak aneh, tapi sebenarnya tidak. "Jatuh cinta dan berhubungan seksual dengan robot menjadi hal yang yang tidak bisa dihindari," umbarnya.
Levy juga memprediksi Massachusetts akan menjadi wilayah pertama yang bakal merestui pernikahan manusia dengan robot karena negara ini paling liberal di antara negara bagian di Amerika Serikat (AS). Buktinya, negara bagian ini juga telah melegalkan pernikahan sesama jenis.

Selain itu, keberadaan tempat penelitian teknologi tingkat tinggi seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT) juga menjadi faktor penting lainnya.

Sebuah pemikiran 'unik' dari peneliti lain coba mengais dampak positif dari hal tersebut. Yaitu diharapkan hubungan yang nyeleneh antara manusia dengan robot ini dapat mengurangi angka prostitusi.

(sumber : detikinet.com ash / ash )

Komputer Rp 20 M Coba Ramal Aksi Terorisme


Dana sebesar US$ 2,2 juta (sekitar Rp 20 Miliar) akan diberikan pada seorang professor untuk merancang komputer yang mampu meramalkan aksi terorisme, kriminal, dan sengketa etnis. Mampukah?

Dana itu dituangkan dalam proyek bertajuk Asymmetric Threat Response and Analysis Project (ATRAP) yang akan dijalankan oleh University of Arizona di Amerika Serikat. Sedangkan orang yang bertanggungjawab dalam perancangan piranti lunaknya adalah Professor Jerzy Rozenblit.

Piranti lunak ATRAP harus mampu meramalkan aksi dari kelompok paramiliter, faksi etnis tertentu, teroris, hingga kelompok kriminal dalam sebuah kejadian atau konflik di lokasi tertentu di dunia. Nantinya piranti lunak ini akan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pimpinan tertinggi agar bisa mengamankan wilayah sebelum, saat, dan setelah konflik.

Menurut Rozenblit, ATRAP terdiri atas banyak algoritma kompleks yang mampu menganalisa jutaan data. ATRAP juga harus mampu memperhitungkan banyak faktor, termasuk sosial, politik, budaya, militer, dan pengaruh media massa.

ATRAP dikatakan akan memanfaatkan metode perhitungan terkini yang berdasarkan pada teori game, ko-evolusi, dan model perkembangan genetis untuk mencari solusi yang masuk akal pada momen-momen yang 'tidak masuk akal' seperti peperangan atau konflik antar etnis. ATRAP juga diyakini bisa membantu dalam kondisi bencana alam atau kejadian besar lainnya.

Dalam perjalanannya, ATRAP akan dikembangkan oleh University of Arizona dan sebagian pekerjaan akan dialihdayakan ke pihak ketiga. Hal itu, ujar Rozenblit, karena pihak universitas tak akan mengerjakan bagian-bagian yang tergolong 'rahasia negara'. Piranti lunak ini juga dikembangkan dengan kerjasama dari Army Battle Command Battle Laboratory di Fort Huachuca, Arizona.

Meski berbau militer, Rozenblit mengatakan ATRAP memiliki tujuan akhir untuk menghindari konflik. "Tujuannya untuk menangani wilayah konflik dengan cara agar terjadi stabilitas dan dukungan sehingga perang menjadi tidak perlu. Itu adalah filosofi di balik ATRAP," ia menegaskan.

(sumber : detikinet.com wsh / wsh )

Proyek Palapa Ring Siap Dieksekusi


Pembangunan jaringan serat optik Palapa Ring di kawasan timur Indonesia yang sudah harus dieksekusi sebelum 25 November 2007 diperkirakan telah mencapai 90% kesiapannya.

Kepala Bagian Umum dan Humas Ditjen Pos dan Telekomunikasi, Gatot S. Dewa Broto, mengungkapkan, pembangunan infrastruktur yang akan dilakukan secara konsorsium tersebut telah memasuki pembahasan tahapan finalisasi.

"Setelah itu mereka akan menggelar tender secara internal untuk pengadaan perangkat dan pembangunan fisik lainnya seperti perangkat konstruksi," ujarnya .

Konsorsium tujuh perusahaan dalam Palapa Ring dikepalai oleh Grup Telkom dan beranggotakan PT Bakrie Telecom, PT Excelcomindo Pratama (XL), PT Indosat, PT Infokom Elektrindo (penyedia jaringan Mobile-8), PT Macca System Infocom, serta PT Powertek Utama Internusa.

Setelah fisik jaringan Palapa Ring terbangun, menurut Gatot, ketujuh perusahaan tersebut berhak menjual jasa akses pita lebar tanpa dikenai pungutan semisal BHP telekomunikasi dan BHP frekuensi.

"So far tidak akan kena pungutan, justru sekarang kondisinya dibalik. Mereka akan mendapat kompensasi berupa kemudahan dalam hal perizinan. Kami akan turun tangan dan memfasilitasi bila ada kendala dengan pihak Pemerintah Daerah," tandasnya.
( sumber : detikinet.com rou / rou )

 
 
 
eXTReMe Tracker
Powered By Blogger