HOT NEWS

Lagu cercaan buat kangen band

Kamis, 01 November 2007


setelah mendengarkan lirik dari lagu ini saya mempunyai pertanyaan yang masih menjadi ganjalan buat saya!
pertanyaan itu diantarannya adalah :
1. apakah pembuat lagu ini sirik sama kangen band karena grub bandnya tidak seterkenal kangen band?.
2. apakah pembuat lagu ini cari sensasi agar grub bandnya sengetop kangen band?.
3. apakah pembuat lagu ini numpang tenar sama kangen band?.
4. apakah pantas sesama saudara sebangsa dan setanah air indonesia saling melecehkan?.
5. apakah hanya orang keren dan dari kota saja yang boleh ngetop?.
6. kenapa yang membuat lagu ini tidak buat karya yang fenomenal untuk grub band mereka supaya terkenal menandingin kangen band?
7. apa nama grub band yang buat lagu itu dan dari daerah mana mereka?
itulah pertanyaan yang mengganjal di diri saya. bagaimana menurut anda apakah anda mempunyai pertanyaan yang sama dengan saya?.


download lagu
lagu cercaan buat kangen band

Internet Merambah Masyarakat Pedesaan


Internet kini bukan lagi monopoli masyarakat di perkotaan, tetapi sudah merambah warga pedesaan. Para petani di banyak desa sudah merasakan manfaat internet untuk memperoleh informasi tambahan mengenai persoalan pertanian, pasar, harga komoditas, dan sebagainya.

Sudah setahun ini Umar Husein, petani teh rosela asal Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, bersama kelompok tani teh binaannya di Kota Pagar Alam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), dan Kota Palembang, Sumatera Selatan, belajar menggunakan internet. Bagi mereka, internet ternyata sangat berguna untuk mencari informasi tambahan mengenai sistem pengolahan dan pemasaran teh rosela.

"Berkat internet, kini saya bisa mendapat pengetahuan tentang berbagai hal, seperti cara pengepakan produk teh, penyajian informasi gizi dari teh rosela, sampai bagaimana strategi menjual teh ini kepada konsumen," ujar Umar, Sabtu (20/10).

Internet sangat mendukung usaha Umar karena memungkinkan ia memperoleh informasi apa pun serta berinteraksi dengan calon pembeli, dengan biaya komunikasi yang relatif murah.

Meski mengaku sangat kikuk pada awalnya, Umar mengatakan belajar internet ternyata tidak sesulit seperti yang dibayangkan. "Semua informasi tersedia," ucapnya.

Untuk mendukung usaha dan pengembangan teh rosela di Indonesia, Umar lalu menyebarluaskan manfaat dan cara penggunaan internet kepada para petani teh rosela di OKI, Pagar Alam, dan Palembang.

Ia harus berkeliling tiga kali seminggu ke kelompok-kelompok petani teh rosela. Umar bahkan rela menyediakan satu unit komputer bagi setiap kelompok petani dan menanggung biaya koneksi internet tersebut. Kini Umar dan petani teh rosela binaannya sudah memiliki e-mail pribadi untuk berhubungan dengan calon pembeli. Dengan internet, Umar mengaku biaya komunikasi telepon bisa ditekan.

Internet menyajikan dunia secara tanpa batas. Lewat sarana inilah Gereja St Petrus Kanisius Wilayah Lor Senowo Paroki Sumber yang dikenal dengan nama Gubuk Selo Merapi (GSPi) ikut memperkenalkan diri.

Gereja di lereng Gunung Merapi yang berjarak sekitar 30 km dari Magelang, Jawa Tengah, ini "menyapa dunia" di www.egspi.blogspot.com sejak Juli 2007.

Anton Wijayanto dari Sekretariat Paroki Sumber bersama rekannya, Hariyadi, memasukkan catatan beragam kegiatan yang sudah dilaksanakan berikut agenda kegiatan GSPi selama satu bulan mendatang.

"Setiap kali ada kegiatan baru sebisa mungkin kami segera melakukan up-dating dalam blog," ujar pria lulusan D-3 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro, Semarang, ini. Mereka menggunakan fasilitas yang disediakan oleh sebuah operator seluler.

Upaya untuk tampil di dunia maya, menurut Anton, merupakan salah satu langkah penting untuk memublikasikan sekaligus mempromosikan GSPi.

Takaran pupuk

Di Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Magelang, pemanfaatan internet dilakukan dengan cara berbeda. Di Telecenter e-Pabelan, lembaga yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat milik Pondok Pesantren Pabelan, pengguna yang mayoritas adalah petani memanfaatkan internet guna mengeruk informasi tentang pertanian. "Soal dosis pupuk yang tepat serta benih padi unggul, semuanya kami ajarkan agar mereka bisa mendapatkan informasinya sendiri melalui internet," ujar Hardi, fasilitator Telecenter e-Pabelan.

Semula program pengenalan internet ini mendapat dukungan dana hibah dari Program Pembangunan PBB (UNDP). Namun, sejak tahun 2006 hingga sekarang program ini menggunakan dana mandiri, hasil dari uang penyewaan fasilitas internet.

Telecenter e-Pabelan mengenakan biaya akses Rp 2.000 per jam untuk kelompok petani dan sewa penggunaan komputer untuk keperluan lain Rp 1.000 per jam.

Hardi mengakui, pada awal pendampingan pengenalan internet di masyarakat pedesaan memang sangat sulit. "Jangankan mengenal, untuk memegang keyboard saja tangan mereka gemetaran," katanya.

Kini sudah ada 10 kelompok petani yang aktif menggunakan internet, setiap kelompok beranggotakan 15 hingga 25 orang. "Melalui internet, saya sekarang tahu bagaimana caranya melakukan sistem pertanian organik" tutur Muslimah, seorang petani Desa Pabelan.

Kesadaran petani itu pulalah yang mendorong tumbuhnya warung internet (warnet) di pedesaan. Ezra (18) mengaku tak perlu lagi jauh-jauh ke Kota Yogyakarta untuk dapat mengakses internet. Di Desa Tegal Piyungan, Kecamatan Piyungan, Bantul, DI Yogyakarta, tempat Ezra tinggal, kini sudah ada warnet.

Terkait makin meluasnya internet ke pedesaan, Direktur Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi ITB Armein ZR Langi mengatakan, setidaknya ada empat hal yang harus disiapkan untuk mewujudkan internet masuk desa, yaitu infrastruktur jaringannya, aplikasi, konsep pengelolaannya, dan kesiapan penggunanya.

Sementara itu, pakar internet Onno Purbo berpendapat, yang paling siap menerima sosialisasi penggunaan internet masuk desa adalah anak-anak sekolah.

(sumber : surya.co.id ONI/EKI/DYA/PRA/WKM/THT)

Awas File PDF "Beracun"


Virus komputer bisa menjalar melalui media apa saja di komputer. File-file program berekstensi .exe awalnya paling sering digunakan sebagai media untuk "meracuni" komputer. Belakangan file gambar dan dokumen juga digunakan untuk mengelabui calon korban.

Kini giliran file berekstensi .pdf yang dimanfaatkan untuk melunpuhkan komputer. Firma pengembang software keamanan komputer dari Finlandia F-Secure mengingatkan para pengguna komputer mengenai ancaman tersebut.

Dilaporkan bahwa file-dile pdf yang disusupi program berbahaya menyebar melalui email sejak Jumat (26/10). "Email yang dikirim mirip laporan kartu kredit dan mengandung lampiran report.pdf," ujar Mikko Hypponen, kepala peneliti F-Secure.

Jika penerima email tersebut menjalankan file yang dilampirkan tersebut, program jahat yang menyusup akan bekerja dan men-download software dari alamat server tertentu di Malaysia atau Swedia. Kedua alamat server yang dimanfaatkan peyebar "racun" digital itu telah ditutup saat ini.

Namun pihak F-Secure menekankan potensi bahaya yang lebih besar ke depan jika masalah ini tidak ditanggapi serius.

"Kami sangat khawatir dengan kasus ini, sebab lampiran file-file PDF biasanya tidak disaring di gerbang email," ujar Hypponen seperti dilansir Reuters.

Tembalan keamanan baru untuk software Acrobat Reader yang dipakai untuk membaca file PDF sebenarnya sudah dirilis untuk mengatasi celah kelemahan ini. Namun, banyak pengguna yang mungkin belum melakukan update.

(sumber : surya.co.id)

Serangan Cyber Al Qaeda Ancam Amerika


Isu serangan cyber terhadap berbagai institusi negara barat utamanya Amerika Serikat (AS) oleh kelompok Al Qaeda pimpinan Osama Bin Laden, sedang menyebar di Amerika Serikat (AS). Menurut kabar, serangan ini akan dilancarkan 11 November 2007 mendatang.

Isu serangan cyber ini dilaporkan majalah intelijen militer online, DEBKAfile. Mengutip sumber, majalah ini menyatakan bahwa mereka mengetahui sebuah pengumuman di Internet pada tanggal 29 Oktober 2007. Pengumuman ini bertujuan mencari relawan hacker dalam melancarkan serangan cyber dengan target 15 situs pada 15 November mendatang itu.

Serangan seperti ini mungkin akan dilakukan dengan perangkat software yang disebut 'Electronic Jihad Version 2.0'. Demikian perkiraan dari Paul Henry, Wakil Presiden Teknologi di lembaga Secure Computer. Software ini semakin mudah dikonfigurasi untuk melancarkan serangan seperti yang disebutkan dalam majalah DEBKAfile.

Namun, Henry mengungkapkan bahwa aparat hukum yang dihubunginya menanggapi isu serangan ini secara skeptis. "Saya berbicara dengan beberapa orang yang tahu isu ini namun mereka meragukan kebenarannya. Saya sendiri juga tak berpikir 11 November akan jadi hari di mana Internet terganggu.

Pakar keamanan Internet lainnya, Gadi Evron juga mengekspresikan keraguannya. Ia juga menandaskan bahwa peristiwa ini bukanlah hal baru. "Serangan cyber dengan kedok jihad terhadap berbagai situs terjadi tiap hari. Peringatan tentang akan adanya serangan besar ini meragukan," sebut Gadi.

Bisa jadi beberapa hacker berskill rendah memang merencanakan sesuatu. Namun kemungkinan, takkan ada serangan cyber besar-besaran. Demikian lanjut Gadi.

Desas-desus serangan cyber oleh Al Qaeda ini juga bukanlah yang pertama kalinya. Pada tahun 2006, Departemen Keamanan Negara memperingatkan berbagai bank dan lembaga keuangan AS untuk mewaspadai serangan cyber Al-Qaeda.

(sumber : detikinet.com fyk / fyk )

 
 
 
eXTReMe Tracker
Powered By Blogger